Ezcorts-London, Jakarta – Penderita kanker boleh berpuasa di bulan Ramadhan, asalkan dokter yang merawatnya melakukannya. Dokter akan menilai kondisi pasien dan membuat beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Catatan ini berisi tentang apa saja yang harus dipersiapkan pasien sebelum berpuasa.
Menurut dr Budi Harapan Siregar, Konsultan Bedah Onkologi Eka Hospital Bekasi, berikut beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pasien kanker yang ingin berpuasa: Konsultasikan dengan dokter spesialis onkologi
Hal pertama yang harus dilakukan pasien kanker sebelum berpuasa Ramadhan adalah berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi. Konsultasi dilakukan untuk mengetahui kondisi tubuh, pengobatan yang dilakukan dan efek samping apa saja yang mungkin terjadi.
Meskipun beberapa jurnal menyatakan bahwa puasa mungkin bermanfaat dalam pengobatan kanker, situasi setiap pasien berbeda-beda. Sejumlah kecil pasien kanker mengalami kekurangan gizi, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan. Hal ini dapat membuat pasien merasa sangat lelah.
Budi mengatakan dalam jumpa pers yang diterima Health Ezcorts-London, Jumat, 15 Maret 2024: “Dalam hal ini, mungkin tidak disarankan bagi Anda untuk berpuasa di bulan Ramadhan. “Karena memaksakannya akan memperlambat proses penyembuhan.” dengan ahli gizi
Selain berkonsultasi dengan dokter onkologi, sebaiknya juga berkonsultasi dengan ahli gizi, lanjut Budi. Pasalnya, saat berpuasa di bulan Ramadhan, waktu makannya dibatasi. Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi harus memenuhi kebutuhan gizi. Makanan yang wajib dikonsumsi saat berbuka puasa dan sahra adalah: jagung, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
“Anda bisa mengonsumsi daging tanpa lemak, ikan, telur, susu ayam, dan produk susu rendah lemak dalam jumlah yang wajar sebagai bagian dari asupan protein Anda,” tambahnya.
Budi juga membagikan beberapa tips puasa yang aman bagi penderita kanker, antara lain: Makan sayur dan buah saat berpuasa. Penuhi kebutuhan cairan Anda. Jangan memberi tekanan pada diri sendiri. Minum obat Anda secara teratur.
Budi mengatakan, “Minumlah obat secara teratur sesuai anjuran dokter. Secara teknis, minumlah pil hormon secara teratur atau obat pendukung lainnya. Sesuaikan dan konsultasikan dengan dokter Anda. Minum obat bisa dilakukan saat sahur atau berbuka puasa.
Puasa disebut-sebut bisa menjadi salah satu cara mengurangi risiko kanker. Pasalnya, puasa dapat menyebabkan tubuh mengalami penurunan berat badan dan insulin-like growth factor-1 (IGF-1), penanda risiko kanker.
Selain itu, tubuh juga mengalami: kadar gula darah turun. Mengaktifkan sel induk untuk memulihkan sistem kekebalan tubuh. Menyeimbangkan asupan nutrisi. Meningkatkan sel-sel tubuh yang mampu menghancurkan tumor.
Semua ini dapat menurunkan risiko seseorang terkena kanker.
Selain berusaha menunaikan kewajibannya, sebagian penderita kanker juga giat menjalankan puasa karena yakin akan manfaat puasa.
Menurut Budi, makanan padat bermanfaat bagi pasien kanker. Beberapa manfaat yang mungkin dirasakan pasien dengan cepat antara lain: Meningkatkan sensitivitas sel kanker terhadap kemoterapi. Merangsang proses autophagy, di mana tubuh mendetoksifikasi sel-sel tubuh yang tua dan rusak, seperti sel kanker. Memperlambat pertumbuhan sel kanker. Meningkatkan toleransi terhadap efek samping kemoterapi. Ini menjaga keseimbangan antara bakteri baik di usus dan meningkatkan kekebalan tubuh.
“Namun penelitian ini masih terbatas,” tutupnya. Oleh karena itu, penelitian yang lebih besar diperlukan untuk memastikan manfaat puasa bagi penderita kanker.